Di daerah anak-anak itu
aku masih berada di halaman masjid
selesai tarawikh memukul beduk berirama
petanda gembira tamatnya mengimarah malam-malam-Mu
Ramadan yang kesekian kalinya
teringat sahabatku berkelubung jubah
menakutkan sekawan kami
yang tidur di luar mimbar
bangun pagi tiba-tiba dia berada di tepi kolam
barangkali malam tadi diangkat jin.
Dan untuk kesekian kalinya lagi
Rohani, sahabatku itu tidurnya terus diganggu
jaganya benar-benar di sisi pusara.
Keesokannya dia hanya tersenyum
sedang kami terlopong berusaha mentafsir
bahawa kebarangkalian kesucian yang dituntut
memberat dalam timbangan amal
keikhlasan mengabdi bukan senda dan gurau
rumah-Mu bukan padang mainan
buat anak-anak ingusan.
Kini, rindu saat itu telah jauh berangkat
meninggalkan kampung kenangan
yang masih berbekas dalam ranjang tidurku
sepanjang waktu.
Aminhad,
Pulau Indah.
No comments:
Post a Comment