Friday, May 21, 2010

Selagi Aku Diizinkan


Telah lama kuabaikan

kekentalan nurani menekuni puisi

atau sengaja aku beralasan

untuk tidak menukang puisi lagi

jikalau sekiranya nanti dipersoal:

Puisi hanya kata-kata yang sengaja

dianyam untuk mempesona!


Tatkala meredah hujan saban petang

kelmarin kutemukan pelbagai ironi

rembas hujan pun bisa menggetar

apatah aksara yang disusun

menjadi kata-kata batini.


Biarlah kukatakan juga: Aksara

yang menjadi kata yang menjadi frasa

yang akhirnya dipanggil bahasa itu

bukankah makhluk-Nya yang

mewakili segala kesempurnaan Rabb?


Aku siapa? Aku pasti masih mahu

berkata-kata selagi diizinkan-Nya

untuk bersuara....


AMINHAD,

SMKSI.

4 comments:

Unknown said...

Selagi Ditanya DS Izinkan

Mana mungkin sudah berpuluh tahun, Menjerit dengan susunan aksara,
Dikenal nama di nusantara,
Kenal nama mencari orangnya,
Pelusuk negara asing singapura,
Kenapa sekarang izin dipinta,
Ketua hakim negara dijawat lama,
Izin sudah darjat bertahta,
Selagi ditanya ds izinkan.

NASSURY IBRAHIM said...

Tak dapat baca - tulisan kuning latarnya cerah. Cari latar gelap, be.

Dekjang said...

Selagi aku diizinkan.... Cikgu... tersentuh hatiku ini... Sungguh lama tidak bersua dengan Cikgu... Murid mu RMC 1997 - Tingkatan 2 MU

MANISAH said...

Salam... rupanya bukan ku sendirian `meredah hujan petang di Putrajaya'. Rupanya sahabat ini juga meredah hujan di sana. Rupanya kita sekampung...precint mana tuan hamba bertahkta?... manisah.